Hukum Tathoyyur Atau Thiyaroh


1. Pengertian Tathoyyur Atau Thiyaroh

Tathoyyur Atau Thiyaroh secara bahasa diambil dari kata thair (Burung). Hal ini dikarenakan tathoyyur merupakan kebiasaan mengundi nasib dengan menerbangan burung. Jika sang burung terbang ke kanan, maka diartikan bernasib baik atau sebaliknya jika terba ke kiri maka berarti bernasib buruk. Dan tathoyur secara istilah diartikan menganggap adanya kesialan karena adanya sesuatu.(An Nihaya, Ibnu Atsir 3/152, Al Qoulul Mufid Ibnu Ustaimin, 2/77).
Tathoyyur (merasa sial) tidak terbatas hanya pada terbangnya burung saja, tetapi pada nama-nama, bilangan, angka, orang-orang cacat dan sejenisnya. Semua itu diharamkan dalam syariat islam dan dimasukkan dalam kategori perbuatan syirik oleh Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam, karena orang yang bertathayyur menganggap hal-hal tersebut membawa untung dan celaka. Keyakinan seperti ini jelas menyalahi keyakinan terhadap taqdir (ketentuan) Allah azza wa jalla. Allah subhanahu wa Ta'ala berfirman :
yang artinya :" Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Al A'raaf:131).

Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimatullah berkata, "Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata, 'Kesialan mereka, yaitu apa yang ditakdirkan kepada mereka, Dalam suatu riwayat, kesialan mereka adalah di sisi Allah dan dari-Nya. maksudnya kesialan mereka adalah dari Allah disebabkan kekafiran daan keingkaran mereka terhadap ayat-Nya dan Rasul-rasul-Nya.".(Fathul Majid).



2. Perbedaan Tatoyyur Atau Thiyaroh


sebagian ulama memberikan arti yang sama pada kata tathoyyur dan thiyaroh yaitu menganggap adanya kesialan karena adanya sesuatu.
Adapun Al-Qarafi rahumahullah membedakan makna kedua lafadz tersebut. Beliau rahimahullah berkata : "Tathayyur adalah persangkaan jelek yang muncul dalam hati. Sedangkan Thiyarah adalah yang dilakukan sebagai sebagai akibat dari persangkaan itu, yaitu larinya dia dari urusan yang akan dilakukan atau perbuatan yang lain.:" (Al-Furuq 4/238)

Misalnya ada seorang yang akan melakukan safar. Ketika ia hendak berangkat ia melihat burung gagak bertengger disebuah poho sambil bersuara.Muncullah ketika itu rasa takut dan khawatir dalam hatinya, jangan-jangan kesialan akan menimpa dalam perjalanan yang hendak ia lakukan. Menurut Al-Qarafi rahumahullah perasaan takut dalam hati inilah yang disebut Tathoyyur. seandainya dia kemudian mengurungkan niatnya untuk safar dan kembali ke rumahnya karena rasa takut itu, perbuatan membatalkan perjalanan sebagai akibat dari prasangka buruknya disebut Thiyarah.


3. Sebab Pengharaman Tathoyyur atau Thiyaroh

Pengharaman tathoyyur didasarkan pada beberapa hal :
Pertama, dalam tathoyyur terkandung sikap bergantung kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala
Kedua, Tathoyyur melahirkan perasaan takut, tiak aman dari banyak hal dalam diri seseorang, sesuatu yang pada gilirannya menyebabkan kegoncangan jiwa yang dapat mempengaruhi proses kerjanya sebagai khalifah di muka bumi.
Ketiga, Tathoyyur membuka jalan penyebaran khurafat dalam masyarakat dengan jalan memberikan kemampuan mendatangkan manfaat dan mudharat atau mempengaruhi jalan hidup manusia kepada berbagai jenis makhluk yang sebenarnya tidak mereka miliki. Pada gilirannya, itu akan mengantar kepada perbuatan syirik besar.

4. Bahaya Tathoyyur Atau Thiyaroh

  1. Tathoyyur atau thiyaroh adalah syirik
Ketahuilah wahai para pembaca, sesungguhnya tathoyyur adalah perbuatan yang dapat merusak tauhid karena ia termasuko kesyirikan. Terdapat riwayat dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu secara marfu'
artinya : "Thiyarrah itu syirik, thiyarrah itu syirik, thiyarah itu syirik dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya. "(HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan Ia menyatakan Shahih).
Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah menjelaskan bahwa thiyarah termasuk keyirikann yang menghalangi kesempurnaan tauhid karena ia berasal dari godaa rasa takut dan bisikan yang bersala dari setan (Fathul Majid).
Wahai para pembaca... kesyirikan merupakan dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah hingga sang pelaku bertaubat atas kesalahannya. Lalu bagaimana lagi jika kesyirikan yang kita lakukan diikuti oleh anak cucu kita. Itu berarti kita menanggung dosa-dosa mereka (karena telah mengikuti bertathoyyur) dengan tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun. Na'udzubillah mindzalik.Sebagaimana Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa melakukan amal keburukan maka baginya dosa dan dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun." (HR. Muslim).

      2. Tathoyyur menafikan (meniadakan) tauhid

Perbuatan tathoyyur atau thiyaroh dapat meniadakan tauhid seseorang dari dua segi :
Pertama, orang yang bertathoyyur tidak memiliki rasa tawakkal kepada Allah Azza wa Jalla dan senantiasa bergantung kepada selain Allah.
Kedua, ia bergantung kepada sesuatu yang tidak ada hakekatnya dan merupakan sesuatu yang termasuk takhayyul dan keragu-raguan.
Ibnu Qayyim rahimahullah menuturkan : "Orang yang bertathoyyur itu tersiksa jiwanya, sempit dadanya, tidak pernah tenang, buruk akhlaknya, dan mudah terpengaruh oleh apa yang dilihat dan didengarnya. Mereka menjadi orang yang paling penakut, paling sempit hidupnya dan paling gelisah jiwanya. Banyak memelihara dan menjaga hal-hal yang tidak memberi manfaat dan mudharat kepadanya, tidak sedikit dari mereka yang kehilangan peluang dan kesempatan (untuk berbuat kebajikan)."


5. Hilangkan Was-Was Dari Tathoyyur dengan Bedoa Kepada Allah

Dari Mu'awiyah bin Al Hakam bahwasanya ia berkata kepada Rasulullah shollallhu 'alaihi wasallam," Diantara kami ada ada orang-orang yang bertathoyyur.' Beliau menjawab, 'itu adalah sesuatu yang akan kalian temukan dalam diri kalian, akan tetapi janganlah engkau jadikan ia sebagai penghalang bagimu," (HR. Muslim).

Syaikh Abdurrahman bin Hasan rohimahullah berkata ketika mengomentari hadits ini, "Dengan ini Beliau mengabarkan bahwa rasa sial dan nasib malang yang ditimbukan dari sika tathoyyur ini hanya pada diri dan keyakinan, bukan pada sesuatu yang di tathoyyurkan. Maka prasangka, rasa takut dan kemusyrikannya itulah yang membuat ber tathoyyur dan mengahalngi dirinya. bukan apa yang dilihat dan didengarnya,"

Hal ini jelas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menjadikan satu tanda apapun yang menunjukan adanya kesialan atau menjadi sebab bagi sesuatu yang dikhawatirkan manusia. Ini adalah termasuk kasih sayang dari Allah Subhanahu wa Ta'ala karena jika ada tanda-tanda semacam itu, tentu manusia tidak akan tenang dalam menjalankan aktifitas di dunia. Maka jika muncul rasa was-was dalam hati seseorang karena mendengar atau melihat sesuatu yang itu merupakan tathoyyut , maka hendaklah ia mengucapkan :


الّلهمَّ لاَ يَأْتِي بِالحَسَنَاتِ إلاّ انْت وَلاَ يَدْفَعُ السَّيِّات إلاَّ أنْتَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إلا بكَ

Artinya "Ya Allah, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Engkau, dan tidak ada yang menolak keburukan kecuali Engkau, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Engkau" (HR. Abu Daud dengan sanad shahih).

Adapun riwayat hadits dari Abdullah Ibnu 'Amr radhiyallahu 'anhu ia berkata :" Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang mengurungkan hajatnya karena tathoyyur, maka ia benar-benar telah berbuat kemusyrikan. Mereka berkata. Lalu apa yang dapat menghapus itu? Ia berkata, 'Hendaknya orang itu berkata, "

اللّهمَّ لاَ خَيرَْ إلاّ خَيرُ كَ وَلاَ طَيرَ إلاّ طيرُكَ وَلاَ إلهَ غَيرُكَ

Artinya :"Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan-Mu dan tidak ada kesialan kecuali kesialan dari engkau dan tidak ada Ilah yang haq selain Engkau,"(HR. Ahmad)

(Sumber: Abu Faqih Al Fanghony di rankum dari berbagai sumber)*Al- Minhaj

2 Komentar untuk "Hukum Tathoyyur Atau Thiyaroh"

  1. wah mantep sangat bermanfaat bagi umat muslim :D

    BalasHapus
  2. besok besok aku jalannya ke kanan lah, gak mau ke kiri.

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel